Shallom, saya Jessica dari Solo, saya mau menceritakan tentang kebaikan Tuhan dalam perkuliahan saya. Saya awalnya ingin sekali kuliah di Jakarta, sudah dari kecil saya ingin bisa tinggal di Jakarta. Mama saya orang Solo tetapi sudah 20 tahun tinggal di Jakarta, sehingga mama saya sangat senang sekali kalau saya bisa kuliah di Jakarta karena mama saya bisa sering ke Jakarta lagi untuk ketemu teman-temannya. Kuliah di Jakarta ini sudah dirancang sangat matang, selama SMA saya sudah tau akan masuk di FKG Trisakti Jakarta, saya sudah masuk di sana, sudah mencari kos dan membayar DP, sudah membayar uang masuk kuliah, sudah ada bayangan akan bergereja dimana dan terjun dipelayanan apa, saya sudah janjian dengan teman-teman saya yang juga kuliah di Jakarta agar kita bisa sering bertemu, kegerja bersama. Mama saya pun juga sudah mengabarkan ke teman-temannya kalau saya kuliah di Jakarta dan mengabarkan bahwa mama saya bisa sering sekali ke Jakarta. Keinginanku dan mama saya salama 3 tahun di SMA adalah kuliah di FKG Trisakti. Namun mulai dari Januari 2016 menjelang UN ada Ujian masuk SNMPTN untuk negeri. Saya mulai berpikir “apa saya mencoba negeri ya? Karena harga masuknya juga lebih murah”. Awalnya saya tetap teguh ingin di Jakarta yaitu di UI. Namun setelah saya dan mama berdoa , Tuhan menggerakan hati saya untuk daftar di UGM. Saya sempat berpikir “Andai saja UGM ada di Jakarta ya, pasti aku langsung mantep kuliah disana”. Saya masi tetap berpikir mau ambil atau tidak UGMnya , atau mau di tempat lain. Namun mama saya juga mendorong saya untuk memilih UGM. Akhirnya saya memilih FKG UGM. Waktu hari pengumuman, tak disangka-sangka saya diterima di jalur SNMPTN padahal guru-guru juga tidak percaya saya bisa mendapatkannya. Saya sangat mengucap syukur bisa ketrima di UGM namun agak sedih juga karena saya tidak jadi kuliah di Jakarta. Setelah masuk pun di UGM , banyak sekali rintangan yang dihadapi setiap hari, mulai dari pelajaran yang susah, kurikulum baru, ujian susah sekali, setiap hari praktikum, dan saya merasa apa saya bisa lulus di smt1 ini. Tapi Tuhan tetap melancarkan semuanya dan saya bisa lulus dengan nilai cumlaud. Aneh bukan? Saya tidak bisa namun Tuhan memberikan saya cumlaud?. Smt 2 pun juga demikian, saya sudah sangat menyerah tidak bisa mengerjakan ujian, banyak sekali jawaban yang terbalik dan salah, namun anehnya saya juga bisa dapat cumlaud dan lebih baik daripada smt1. Selain itupun saya dijogja juga mengalami pertumbuhan rohani yang lebih lagi, saya belum pernah mengalami kepenuhan roh kudus seperti ini, saya bisa mengangkat tangan saat ibadah hingga saya bisa meloncat saat praise. Tuhan membawa saya naik dan melewati seluruh rintangan yang dihadapi selama ini. Dari sini saya belajar bahwa Tuhan memang mempunyai tempat yang baik untuk setiap anakNya, walaupun tidak sesuai dengan keinginan kita sendiri. Saya percaya bahwa saya di masukkan di jogja karena Tuhan ingin saya bisa berkembang lebih dulu , belajar lebih baik lagi, melayani lebih tulus lagi sebelum saya tinggal di Jakarta. Kalau saudara ada keinginan yang berbeda dengan kehendak Tuhan, mari berpikir bahwa Tuhan ingin mengajarkan kita sesuatu sebelum kita masuk ke tempat yang lebih tinggi. GBU ?

Loading