“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku”. Yoh. 15:14-15b  Kebetulan saya diminta untuk membawakan sharing firman dengan tema Sahabat Sejati dengan sub-tema Yesus mati untuk Kita. Ayat diatas sudah merupakan sebuah konfirmasi dari Yesus bahwa kita sesungguhnya adalah Sahabat-Nya dan bukan orang lain atau orang asing dimata-Nya, apalagi Yesus sampaikan bahwa apa yang didengarnya dari Bapa-Nya juga disampaikan kepada kita yaitu orang yang mau berbuat apa yang diperintahkan-Nya. Luar biasa sekali, bukan ? Artinya kita pun merupakan sahabat yang dikenal baik oleh Bapa-Nya. Ketika saya merenungkan kembali ayat ini lebih seksama tanpa terasa adanya keharuan yang mendalam terasa di hati dan tidak terasa mata menjadi basah. Hanya ada satu kata “Gila ya..” ternyata selama ini saya didampingi seorang sahabat yang luar biasa sekali dan sepertinya saya sudah mengabaikan atau tidak menyadarinya.

Ketika diberikan tema ini saya coba flashback 3 tahun lalu sepertinya saya diberi tema Kubur yang Kosong setelah seminggu lewat Jumat Agung berarti Tuhan Yesus sudah menang dalam proses kematiannya dan akhirnya bangkit kembali dari kematiannya kemudian naik ke Surga. Tema yang akan dibawakan kali ini adalah untuk menyalibkan sahabat baik kita nanti di hari Jumat Agung tgl. 30 Maret 2018 dan sepertinya sungguh ironis sekali. Proses ini selalu terus berlangsung tahun demi tahun walaupun hanya sebuah seremonial tetapi tanpa disadari kalau dalam prilaku sehari-hari kita tidak bedanya sudah menyalibkan DIA kembali….

Semua tahu bahwa Yesus adalah Sahabat kita dan saya akan coba mengulas dalam versi yang berbeda lebih ditekankan kepada arti sebuah persahabatan versi Akitab. Kebetulan bulan lalu sahabat saya David M. Nikijuluw membawakan renungan mengenai Abraham sebagai Sahabat Sejati Allah cukup menarik dan memberkati karena ada hal-hal yang selama ini kita tidak tahu detailnya tetapi sering membuat kesimpulan sendiri. Contohnya tokoh Abraham; di umur berapa Abraham mengenal Allah ? Bagaimana proses pengenalannya ? Siapa orang tuanya ? Apakah orang tuanya sudah percaya kepada Allah sebelumnya ? Apakah Abraham mengikuti agama orang tuanya sejak kecil ? Kalau mau didalami lagi akan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang cukup menarik dipelajari lebih jauh.

Ada 2 point menarik yang saya dapatkan dari renungan Abraham sahabat sejati Allah, mungkin agak keluar dari konteks pembahasan tetapi baik untuk menajamkan kedewasaan iman kita, yaitu :

  1. Abraham di awalnya tidak beda dengan kehidupan kita anggap ( asumsi ) saja sebelum umur 50 tahun walaupun tidak tertulis secara resminya semua tahu kalau Abraham baru memperoleh Ishak di umur tuanya. Kalau kita baca di Yosua 24:2-3 terutama ayat 2 nya ada menjelaskan bahwa orang tuanya Abraham dari dulu sudah beribadah dengan allah lain (other gods versi King James ) dan mungkin juga dari kecil Abraham mengikuti cara beribadah orang tua-nya dan mungkin juga kehidupan hari-harinya tidak beda dengan kebanyakan orang-orang di waktu itu. Jadi kalau kita seperti Abraham dulunya, mari kita sama-sama move on menjadi Abraham di level berikutnya.
  2. Melalui penjumpaan dengan Allah atau Allah yang berinisiatif menjumpai Abraham di ayat 3, maka kita melihat ada 3 langkah yang dilakukan oleh Abraham yaitu : Eklesia ( take action, keluar dari karena panggilan ), Iman & Ketaatan. Karena ke 3 langkah diatas maka Abraham move on to the next level. Pertanyaanya : Mau kah kita untuk Move On sekarang ? Supaya janji berkat Tuhan kepada kita akan mengalir dengan sendirinya.
  3. Pertanyaan saya : Apakah kita sudah melakukan ke 3 langkah diatas ( Eklesia, Iman & Ketaatan ) seperti yang dilakukan oleh Abraham ? Setelah kita paham kehidupan Abraham sebelumnya dan sesudahnya.

Mari kita kembali kepada ayat awal Yoh. 14-15b  adalah sebuah Anugerah untuk kita dapat menjadi sahabat-Nya tetapi jangan dilewatkan syarat yang diminta yaitu melakukan perintah-Nya. Simple dan sangat sederhana karena seorang sahabat sejati tidak mungkin membiarkan sahabatnya mengalami kesulitan atau kesusahan dan dapat dipastikan hubungannya tidak kaku karena kita bisa curhat setiap saat lebih terkesan informal atau relax. Tidak perlu lagi seperti imam-imam yang harus secara formal kalau mau bercakap-cakap dengan Tuhan dengan terlebih dahulu melakukan proses baru dapat memasuki kemah suci. Karena Tuhan Yesus adalah sahabat kita….

Saudara masih ingat dengan lagu pop “ Kepompong “ orang dunia memahami bahwa sebuah persahabatan ibarat ulat melalui proses kepompong jadilah kupu-kupu. Kadang kita suka marahan dengan teman baik yang memberikan nasihat supaya kita menjadi lebih baik atau mengingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang mungkin akan merugikan arti sebuah persahabatan dikarenakan ada rasa sayang sebagai sahabat. Demikian Yesus menganggap kita sebagai sahabat-Nya supaya mau mengikuti proses persahabatan dengan tidak membawa rasa egoisnya kita supaya bisa menyatu satu lainnya. Melalui Firman Tuhan kita diproses oleh Roh Kudus dalam sebuah kepompong dan dari ulat yang jelek menjadi kupu-kupu yang indah akhirnya hidup lama kita ditinggal kemudian kita lahir baru menjadi pribadi yang mengikuti karakter Kristus dan mau menjadi pelaku firman.

Alkitab sudah memberikan warning bagaimana kita seharusnya bersahabat coba renungkan ayat 1 Korintus 15:15Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik ”. Saudara harus menyadari dunia tidak dapat memberikan sebuah persahabatan yang 100% sempurna dan jangan berharap kita bisa temukan di Facebook, IG atau Twitter dan jejaring social lainnya. Pernahkan membayangkan ketika Saudara masuk di ICU dimanakah sahabat sejati atau teman baik kita ? atau disaat Saudara mengalami turbulence keras ketika naik pesawat…Siapa yang akan Saudara ingat ?

Ada 4 macam jenis sahabat yang digolongkan sebagai berikut : Sahabat Biasa, Baik, Karib & Sejati.

  1. Sahabat Biasa adalah sahabat yang baru kita kenal disuatu pertemuan atau sosialita dan kegiatan lainnya. Sifatnya tidak untuk menjadi teman curhat ( just friends only ),
  2. Sahabat Baik adalah sahabat yang tingkatnya lebih daripada sahabat biasa dan minimal kita sudah bisa saling curhat atau curcol tetapi masih ada batasannya mungkin baru 50% terbukanya,
  3. Sahabat Karib adalah sahabat yang sudah memahami dan mengenal isi hati kita bahkan mungkin seluruh jeroaan di tubuhnya sudah saling hafal, mungkin saja kalau curhat sudah sampai 100% terbukanya. Disaat susah mungkin dia akan menolong atau sebaliknya tetapi ujung-ujungnya tetap ada batasan kalau sudah berkaitan dengan uang.
  4. Sahabat Sejati adalah sahabat yang berani dan rela berkorban untuk sahabatnya tidak mencari keuntungan sendiri atau mengorbankan sahabatnya.

Tuhan Yesus memberikan contoh dirinya sebagai Sahabat Sejati memang benar secara fisik tidak terlihat mata tetapi kehadirannya secara spiritual ( Rohani ) terasa menyeluruh dalam hidup kita. Mengapa bisa seperti itu ? Ketika Yesus yang tidak berdosa, disalibkan, dimatikan, kemudian bangkit dan sebelum kembali ke Bapa di Surga Yesus masih perduli sahabat-sahabatnya dengan mengirimkan Roh Kebenaran ( penolong ) untuk diam di dalam diri kita ( sahabat-Nya ) yang dimeterai oleh Kasih Anugerah-Nya.

Pernahkah Saudara membayangkan kalau Yesus waktu itu tidak mengalami proses kematian yang tragis mungkin hari ini kita semua pasti langsung terjun bebas masuk neraka. Manusia pertama Adam dan Hawa ketika makan buah terlarang sudah jatuh dalam dosa, ini merupakan awalnya kemudian melalui sebuah proses yang pajang dimana kehadiran Yesus di salibkan dan menang atas proses pengadilan kemudian bangkit dari kematian. Maka proses ini yang membuat manusia tidak langsung terjun bebas ke neraka dikarenakan adanya proses pengadilan dulu setelah kita mati. Hari ini ketika kita dilahirkan ke dunia merupakan awalan dari sebuah kehidupan dan melalui proses perjalanan hidup yang panjang, bilamana hari ini Saudara dan saya ada di ruang gereja atau saat membaca artikel ini dapat dipastikan terdiri dari berbagai umur tentunya mungkin ada yang masih remaja, 30 thn, 40 thn, 50 thn, 60 thn atau mungkin yang 70 thn. Apakah saudara sudah siap kalau hari ini, besok atau lusa kita dipanggil dalam sebuah prosess pengadilan untuk bertemu dengan Bapa ?

Mengapa Yesus masih repot-repot mengirimkan Roh Kebenaran kepada kita ? Padahal DIA tahu kalau kita-kita inilah yang menyalibkan-Nya. Jawabannya kita ini Sahabat-Nya ( Yoh. 15:14 ) Oleh sebab itu dikirimNya Roh Kebenaran untuk menjalankan tugas atau fungsinya sebagai Penolong untuk memimpin kita dalam sebuah kebenaran. “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang”. Yohanes 16:13 Masih ingat dengan kepompong dimana Saudara dan Saya akan diproses melalui Roh Kebenaran untuk menjadi kupu-kupu yang indah. Saudara akan dimerdekakan dari hamba dosa untuk menjadi seorang Pelaku Firman dan hidup dalam Karakter Kristus ( Kupu-kupu yang Indah ). Maka ketika Saudara dan saya dipanggil menghadap….kita sudah siap.

Bagaimana ciri-ciri seorang Sahabat Sejati ? Alkitab mengajarkan ada 6 kriteria yang dapat dijadikan guide, yaitu :

  1. Mempunyai hati yang tulus ( baca Amsal 18:24 )
  2. Memberikan teguran yang tepat ( Amsal 27:6 )
  3. Rela berkorban untuk sahabatnya ( Amsal 17:17 )
  4. Yesus adalah Sahabat Sejati ( Yohanes 15:15 )
  5. Memahami Pikiran dan Perasaan Tuhan ( Filipi 2:5 dan Yohanes 15:14-15 )
  6. Tidak bersahabat dengan dunia ( Yakobus 4:4 )

Mungkin masih banyak lagi kriteria mengenai sahabat sejati selain 6 diatas, jika Saudara dapat mengenal Tuhan Yesus sebagai seorang Sahabat Sejati yang mau membimbing dan menyertai kemanapun Saudara pergi atau berbuat. Segeralah bertobat Saudaraku…..

Persahabatan dengan Tuhan baru dapat terjadi jika Saudara mau untuk :

  1. Bergaul Intim dengan Tuhan. Minimal 30 menit s/d 1 jam tiap harinya dengan mau membaca Firman Tuhan dan bercakap-cakap dengan Tuhan melalui doa ( curhat )
  2. Mengenal kebenaran Tuhan yang sudah membuat kita merdeka
  3. Menyadari bahwa orang yang sudah merdeka hidupnya tidak akan terikat lagi dengan percintaan dunia
  4. Membangun persahabatan yang memiliki nilai Kekal atau berdampak kekal
  5. Membentuk persahabatan dengan Tuhan supaya kita dikenal dan tinggal di dalamNya

Bulan ini kita akan merayakan Jumat Agung kemudian Paskah dan Kenaikan Tuhan Yesus 40 hari setelahnya. Apakah Saudara akan menjadikan kegiataan seremonial tersebut tiap tahunnya untuk sebuah rutinitas ? atau Saudara sudah berani berkata. Saya siap…I am ready…bilamana Saudara dan Saya diminta sewaktu-waktu bertemu dengan Tuhan Yesus untuk tinggal bersama-Nya di bumi baru langit baru ? Jadikanlah tulisan ini sebagai bahan renungan yang menguatkan iman kita semua. Amin.

Renungan oleh Ev. Drs. Edward Pipie Jahja

Loading