Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” Lukas 7:9 Ketika saya membaca kisah Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum ( baca Luk. 7:1-10 ) cukup mencengangkan karena dibagian cerita ini diketahui bahwa perwira Romawi yang meminta orang tua-tua Yahudi untuk menemui Yesus yang di dengarnya bukanlah orang yang mempunyai keyakinan yang sama dengan ajaran Yesus. Dan lebih luar biasa lagi kalau kita baca ekspresi Yesus di ayat 9 sangat heran dan kagum bahwa ada orang yang tidak sejalan dalam pengajarannya tapi mempunyai keyakinan iman begitu besar akan Yesus.
Ada beberapa point yang dapat kita pelajari di kisah ini :
- Sikap seorang perwira level atas dapat menghargai hambanya ( baca Luk. 7:1-3 ) padahal hanyalah seorang budak yang dapat diganti-ganti sesukanya karena di jaman itu para budak diperjual belikan, apalagi ada yang sakit parah atau cacat biasanya sudah dibuang. Sikap baik dan mulia yang ditunjukan perwira Romawi sangat luar biasa sekali mungkin hamba yang sakitnya sudah dibawa ke berbagai tabib tapi tidak kunjung sembuh sehingga sampai di dengarnya bahwa ada seorang tabib yang luar biasa yaitu Yesus. Lukas tidak menceritakan lebih lanjut akhir dari kesembuhan hambanya, apakah perwira Romawi akhirnya mau mengikuti Yesus ? dan paling tidak ada sebuah mujijat nyata yang telah disaksikan dan dipercayainya.
- Sikap seorang hamba yang sangat baik, jujur, rajin, bertanggung jawab dan ringan tangan ( baca Luk. 7: 4-5 ) sehingga tuannya sangat menghargai dan tersentuh hatinya. Walaupun kedudukannya dalam social budaya mungkin jauh dibawah tetapi majikannya sangat sayang sehingga tidak mau kehilangan atas kesetiaan hambanya. Perhatikan kata sangat mereka meminta Pertolongan-Nya ( ayat 4 ). Kita sudah ditebus oleh darah-Nya berarti status kita sudah berubah menjadi seorang hamba dan harusnya seorang hamba mepunyai pribadi yang menyenangkan tuannya, bukan ?
- Sikap perwira Romawi yang merasa tidak layak menerima Yesus dirumahnya menunjukan sikap kerendahan hati yang tulus tanpa mengungkit-ungkit kebaikannya dalam membiayai pembangunan rumah ibadah. Perwira itu mungkin merasa sebagai orang yang berdosa dan tidak layak untuk bertemu langsung dengan Yesus tetapi coba perhatikan apa yang terjadi kemudian Yesus begitu tersentuh dengan imannya dari orang yang merasa tidak layak dan ada yang merasa dirinya layak tetapi ditolak oleh Tuhan, bukan ? dikarenakan apa ?
- Eyes of Faith atau Mata iman yang ditunjukan perwira Romawi dapat melihat bahwa iman itu mempunyai otoritas yang luar biasa tinggi dan diyakininya cukup dengan satu perintah Yesus pasti terjadilah. Perwira itu percaya bahwa Yesus mempunyai kuasa luar biasa yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan Yesus berkomentar “iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” Lukas 7:9 Jika hari ini Yesus ada di jaman kekinian, apakah Iman kita selama menjadi orang Kristen dapat membuat Yesus Heran dan Kagum ?
Hari ini kita semua sudah memasuki awal tahun 2018 dan saya percaya para pembaca yang budiman sudah membaca renungan akhir tahun 31 Desember 2017 seharusnya sudah mempunyai 3 Spirit ( Winner, Brave and God Spirit ) untuk menjalankan 365 hari kedepannya dan sudah dilengkapi lagi dengan Mata Iman ( Eyes of Faith ) maka saya percaya Saudara semua dapat melewati tahun 2018 dengan penuh Iman, Sukacita, Damai Sejahtera, dan Berkat rohani yang melimpah. Kisah perwira Romawi diatas dapat menjadi sebuah contoh atas kebaikan dan kerendahan hati yang tulus. Sedangkan sikap hamba yang dapat menyenangkan hati tuannya menjadikan kita sebuah contoh sikap dimana kita ( hamba ) sudah dibeli oleh darah-Nya dan tugas hamba adalah bagaimana menyenangkan hati tuannya.
Semoga renungan di awal tahun ini dapat menjadi berkat kepada para pembaca semua “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. ( Ibrani 11: 1) Hafalkan ayat ini yang merupakan bagian daripada Mata Iman ( Eyes of Faith ).
Renungan Awal Tahun oleh Ev. Edward Pipie Jahja