“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik… tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.“ (Mazmur 1:1-3). Ketika ayat ini dibaca, biasanya yang dipegang atau menjadi pedoman adalah “apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Kita sering mengambil ayat sepotong-potong yang sifatnya menyenangkan hati dan memuaskan keinginan kita atau yang dapat dijadikan alasan untuk claim atas kebenaran diri kita. Coba kita perhatikan ayat berikutnya di perjanjian baru;

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).  Kebanyakan kita akan claim dengan kalimat bahwa kita sudah rajin ke gereja, beri persembahan, perpuluhan dan ikut komsel dll tapi kondisi keuangan, karir atau kesehatan tetap begitu-begitu saja dan tidak ada perubahan, bukannya ayat diatas mengatakan akan ditambahkan kepada kita baik perubahaan dari financial, karir atau kesembuhan dll ( asumsi kita sendiri, pemahaman yang keliru ) kalau kita mencari Kerajaan Allah dan Kebenarannya. Dikarenakan pemahaman keliru seperti itu, akhir kata pelayanan menjadi kendor dan lama-lama tidak lagi rajin ke gereja, apalagi untuk perpuluhan atau persembahan, akhirnya…..jadilah jemaat 1 tahun sekali pada saat acara natal saja.

1. Pemahaman atas nilai-nilai Firman Tuhan

Dalam kebaktian atau sharing dalam komsel selalu saya ingatkan untuk tidak membaca atau memahami Firman Tuhan sepotong-potong atau hanya mengambil yang enak-enaknya saja tetapi baca secara keseluruhan dan berdoa minta hikmat pemahaman sehingga kesimpulannya tidak asal dibuat berdasarkan kesenangan hati kita. Saya selalu mengajarkan kalau membaca atau memahami ayat-ayat yang terdapat di Alkitab itu harus berjenjang artinya ada syarat dan kondisinya, maksudnya coba cari tahu syaratnya dulu apa baru kondisinya. Contoh Mazmur 1:1-3 apa yang menjadi syaratnya yaitu Kesukaannya (mencintai dan rasa rindu membaca Firman Tuhan); timbulkan dulu rasa rindu dan senang membaca firman Tuhan. Tadi syarat pertama dan sekarang syarat ke 2 yaitu merenungkan Taurat (Firman Tuhan) itu siang dan malam artinya firman Tuhan itu bukan hanya sekedar dibaca saja tetapi harus dipahami benar-benar tentunya direnungkan setiap saat karena itu aturan mainnya. Petanyaannya : bagaimana cara pemahaman yang benar?

Cara yang paling sederhana adalah  1. Berdoa minta hikmat dari Roh Kudus untuk diberi pengertian dan pemahaman atas ayat yang dibaca  2. Hilangkan cara berpikir secara logika  3. Cari referensi dari ayat atau pasal yang dibaca seperti Konkordasi Alkitab untuk lebih memahami maksud daripada ayat yang dibaca. Ketika Saudara melakukan ke 3 hal yang paling sederhana dalam pemahaman ayat-ayat di Alkitab, maka Saudara tidak akan berpikir atau berharap terjadinya kelimpahan atau mujijat dll sesuai keinginan hati kita lagi, dikarenakan Saudara akan diberikan hikmat bahwa cara kerjanya Tuhan tidak bisa dipaksakan tetapi berjalan sesuai dengan kehendakNYA dan waktuNYA. Jadi bukan karena kita sudah rajin ke gereja, memberi persembahan atau perpuluhan dll otomatis semua kelimpahan akan terjadi. Tuhan ingin mengetahui isi hati kita seperti apa, motivasinya apa, prilaku sehari-hari kita bagaimana dll. Pertanyaan : Apakah hidup kita sudah menyenangkan hati Tuhan dengan selalu merenungkan firmanNya setiap saat 

2. Empat langkah memahami cara kerja Tuhan

“Sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya, maka TUHAN akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu”. Ulangan 11:22-23. Kitab Ulangan ini ditulis merupakan hukum Taurat yang disampaikan kembali oleh Musa kepada bangsa Israel generasi ke 2 di daratan Moab. Mengapa kepada generasi ke 2 Musa harus mengulang kembali Kesepuluh Firman ? Pada generasi yang ke 1 Musa menyampaikan 10 perintah hukum Taurat di gunung Sinai. Kita harus kembali kepada kisah 12 pengintai yang ditugaskan oleh Musa untuk mengintai tanah perjanjian (Kanaan) yang dapat kita baca di kitab Bilangan 13-14, dimana diceritakan bahwa dari 12 pengintai yang ditugaskan ke Kanaan hanya 2 pengintai Kaleb dan Yosua yang memberitakan hal positif bahwa bangsa Israel dapat tetap masuk ke Kanaan tanah perjanjian yang dijanjikan oleh Allah. Singkat ceritanya 10 pengintai tidak memberitakan hal yang positif dan hampir terjadi kerusuhan yang membahayakan keselamatan dari Kaleb dan Yosua hingga akhirnya Allah turun tangan. Dikarenakan kedengilan dari bangsa Israel maka perjalanan 40 hari ke negeri Kanaan dibuat oleh Tuhan menjadi 40 tahun sehingga generasi dari 10 pengintai tersebut tidak dapat masuk ke negeri tanah perjanjian karena mereka mati di gurun pasir. Maka Musa mengulang kembali kesepuluh hukum kepada generasi berikutnya yang dapat masuk ke tanah Kanaan. Demikianlah kisah dibalik ayat Ulangan 11:22-23 diatas.

Dengan memahami kapan ayat 22-23 itu disampaikan diatas setelah membaca kisah dibalik ayat tersebut, maka kita dapat lebih mengerti kapan ayat itu diperkatakan. Memahami adanya syarat dan ketentuan harusnya kita tidak lagi seenaknya mengklaim bahwa ayat itu pasti cocok untuk kita, karena jawabannya bisa cocok atau tidak cocok dan jangan asal mencocokan supaya kondisi itu sesuai untuk kita. Mari kita mendalami bersama secara sederhana apa yang menjadi persyaratannya sehingga Tuhan berkenan membantu menghalau segala masalah-masalah yang kita hadapi atau mungkin masalah yang akan datang. Didalam Ulangan 11:23 ada 4 point yang harus kita perhatikan, yaitu :

  1. Berpegang dengan sungguh-sungguh pada Firman Tuhan ( Obeying ),
  2. Mengasihi Tuhan dengan perasaan suka dan senang ( Loving ),
  3. Hidup menurut jalan yang ditunjukan oleh Tuhan ( Following ),
  4. Hubungan yang dekat ( berpaut ) dengan Tuhan ( Relationship ).

Ke 4 syarat diatas saya tidak jabarkan satu persatu secara detail lagi tetapi coba mulai dipahami lebih dalam lagi atau mulai bertanya kepada diri kita sendiri; Apakah saya sudah menjalankan Obeying, Loving, Following dan Relationship dengan Tuhan ? Kita simak bersama untuk ilustrasi yang sederhana ini; Situasinya ada seorang ibu bersama anaknya berjalan-jalan di mal dan anaknya berjalan mengikutinya ibunya (Obeying), karena anaknya percaya dan mencintai ibunya maka dia mau menggandeng ibunya dengan erat (Loving). Tentunya kemana ibunya pergi anaknya pasti mengikutinya, baik ke kiri atau kanan anaknya akan selalu bersama-sama (Following) dan tidak mungkin anaknya ke kanan dan ibunya ke kiri, Ibu dan anak membentuk ikatan hubungan yang sangat dekat satu sama lainnya (Relationship). Semoga illustrasi sederhana diatas dapat menjelaskan 4 langkah untuk memahami cara kerja Tuhan dan janganlah kita memaksakan kehendak diri untuk suatu kebenaran yang sifatnya harus menyenangkan atau memuaskan hati kita, kalau tidak sesuai dengan kemauan kita langsung menyalahkan Tuhan.

Terkadang tanpa disadari kita sering menjadikan ayat-ayat Alkitab seperti jimat atau mantera yang sakti madraguna, ada yang menghafal untuk di klaim atau ditaruh di dompet seolah-olah seperti jimat. Menurut pandangan saya secara pribadi bahwa bukan karena ayat-ayatnya atau kata-kata yang tertulis di Alkitab tetapi Nilai atau Value dari Firman itu sendiri, dengan Saudara memahami essensi dari Firman Tuhan, maka Saudara tidak akan memberhalakan kata-kata atau tulisannya. Bilamana Alkitab hilang atau terbakar tetapi Nilai atau Value dari essensi firman tersebut tetap ada dan tinggal di hati Saudara, dimana hidup kita dapat menjadi aplikasi atau sarana dari Firman itu dalam kehidupan sehari-hari.

“Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”. Lukas 11:28

Renungan oleh Ev. Edward Pipie Jahja

Loading