“Kamu akan Kuberikan hati yang baru , dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”. Yehezkiel 36:26 didalam ayat diatas ada 2 kata kerja yaitu Kuberikan dan Menjauhkan. Jika Saudara membaca ayat diatas dengan hati yang biasa-biasa saja maka makna yang terkandung 2 kata kerja diatas tidak akan memberikan efek atau urapan sesuatu, tetapi hasilnya menjadi luar biasa sekali disaat Saudara mau menyatukan diri dalam kehadirat-Nya. Hati kita akan tergetar penuh haru yang tidak dapat diucapkan melaui kata-kata atau dituliskan dengan kalimat-kalimat yang menggambarkan suasana perasaan hati yang terjadi saat itu, dimana Bapa berbicara dengan penuh Kasih-Nya.
“Kuberikan kamu hati yang baru” karena Bapa mau kita berubah dari hati yang sebelumnya mungkin kita tidak taat atau setia dalam menjalankan apa yang sudah dirancangkan bagi hidupmu. Ada sebuah kerinduan di hati Bapa agar Saudara mau kembali dalam jalan yang sama dengan rancangan-Nya karena melalui hati yang baru barulah kita dapat memahami isi hati Bapa. Luar biasanya lagi, Saudara diberikan juga roh yang baru didalam batinmu menggantikan roh kedagingan yang selalu membawa kita untuk mengikuti apa yang ditawarkan oleh dunia. Setan tidak akan lagi memunculkan sosok yang menyeramkan untuk menakuti-nakuti Saudara, dia juga mengikuti perkembangan jaman secara teknolgi, coba perhatikan kekuatan social media hari ini seiring dengan perkembangan gadget yang super canggih sudah mempengaruhi pola hidup kita dan tanpa disadari oleh roh kedagingan perlahan tapi pasti mengajak kita masuk makin dalam kesesatan modern.
Apakah hari ini ada diantara pembaca yang dapat tidak melihat WhatsApp, Line, Facebook & Instagram (IG) dalam 1 jam atau 2 jam. Dapatkah Saudara dengan kejujuran hati untuk menjawab tantangan ini ? Saya sebagai penulis renungan ini sejujurnya mungkin sama dengan Saudara rasanya sulit untuk tidak melihat Handphone sejenak saja, selalu ada keinginan untuk check apa ada WA atau update IG, bukan ? Disinilah hati kita sedang di uji mau Taat atau tidak Taat. Puji Tuhan…sebelum renungan ini mulai ditulis, saya berlutut dan berdoa minta kekuatan Illahi supaya Roh Kudus dapat mengalahkan dan mengendalikan rasa kedagingan saya untuk tidak melihat-lihat apa yang di posting di group atau wa pribadi yang masuk, jika memang urgent yang mengirim wa pribadi (japri) pasti akan telpon langsung. Karena setiap renungan yang ditulis di hopefulfaith.com haruslah benar-benar digerakan oleh Roh Kudus bukanlah dari pikiran-pikiran saya pribadi dan berarti hati saya harus peka pada Roh Kudus atas apa yang akan ditulis di paragraph-paragrah berikutnya karena setiap tulisan di website hopefulfaith.com ini harus menjadi berkat bagi para pembaca.
“Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras” Apa yang dimaksudkan dengan hati yang keras ? Apakah hati yang keras hanya dimiliki orang dunia diluar gerejakah ? Jawaban saya “Tidak !!!” Saudara pasti pernah atau sering bertemu dengan orang-orang dipersekutuan atau gereja yang terlihat sangat rohani tetapi mempunyai kekerasan hati yang luar biasa bahkan mungkin lebih keras daripada batu. Typikal orang-orang seperti ini, mereka sangat sulit menerima pendapat orang lain, susah di ajak berbicara atau diskusi dan selalu merasa benar dengan pendapatnya. Mereka lebih suka berdebat meskipun dalam hatinya setuju dengan pendapat kita. Orang yang keras hati akan sangat sulit dinasehati atau diubahkan karena kekerasan hatinya sangat menguasainya sehingga bertumbuh menjadi orang yang degil yang membutakan dan membawa kerugian untuk diri sendiri. Alkitab banyak menggambarkan kelakuan orang Farisi yang terlihat sok rohani, paling suci, paling hebat, paling benar. Apakah ini hanya ada pada jaman Tuhan Yesus ? Jangan heran Saudara pasti akan ketemu dengan orang-orang seperti ini di gereja dimana kita beribadah setiap minggu bahkan di persekutuan atau komsel dll. Kalau kita membaca perjalanan Yesus dari ke 4 Injil pertama banyak yang dapat dipelajari bagaimana kecewa dan marahnya Yesus dengan kelakuan orang-orang Farisi di jaman itu yang selalu membungkus diri mereka dengan hukum Taurat sehingga terkesan sangat suci dan mungkin lebih Alkitabiah dari orang-orang disekitaran kita. Perhatikan reaksi Yesus terhadap sikap seperti ini. “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka..” Markus 3:5. Kekerasan hati sangat menipu sehingga membuat kita tidak peka Roh Kudus dan tanpa disadari terjebak dalam kebodohan sendiri.
Kitab Amsal banyak mengajarkan kita untuk lebih berhikmat dan jauhkan kebodohan pada diri kita sendiri “Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya.” Amsal 14:8. Paulus mengajarkan hal yang sama di Perjanjian Baru kepada jemaat di Efesus untuk tidak hidup dalam kekerasan hati “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” Efesus 5:15. Kemudian kita ditegaskan kembali melalui Firman Tuhan “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman” Ibrani 3:15. Kegeraman biasanya timbul dari hati yang tidak pernah terpuaskan dan kecemaran muncul dari hati yang tidak terjaga dengan baik. Tanpa ada perubahaan dalam kedewasaan iman Saudara dengan bertobat tentunya kuasa Roh Kudus tidak akan mampu untuk mengambil alih hati yang keras. Ada beberapa point yang dapat kita pelajari disini, yaitu :
- Mintalah Hikmat ( baca Yak. 1:5 ) dari Tuhan supaya kita diberikan hati yang tulus dan kecerdikan sehingga tidak bertindak menurut kebodohan atau mengandalkan diri sendiri yang akan menghancurkan diri kita sendiri pada akhirnya.
- Evaluasi diri senantiasa ( baca Efe. 5:15 ) tujuannya untuk memperbaiki perbuatan kita apakah selama ini sudah bertindak atau berbuat bodoh dan tanpa disadari sudah merugikan diri sendiri sehingga menyakitkan orang disekitar yang sesungguhnya mencintai kita.
- Bertobatlah selama masih diberi kesempatan dan janganlah kita mengeraskan hati “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” Yes. 55:6
Oleh karenanya kita harus berhati-hati dan selalu mengoreksi diri sehingga kita telepas dari sikap keras hati yang sewaktu-waktu bisa menjadi ‘bom waktu’ yang siap menghancurkan kita sendiri. Di dalam Perjanjan Lama, Firaun adalah contoh orang yang memiliki sikap keras hati yang akhirnya harus menuai akibatnya. Jangan keraskan hati! Melainkan milikilah hati yang senantiasa mau dibentuk. Jangan miliki hati yang keras. Hati yang keras membuat murka Allah. Sebaliknya milikilah hati yang lembut, hati yang mau mendengar suara Tuhan, sehingga kita terus di pimpin berjalan dalam rencana dan janji Tuhan.
Bagaimana saya mempunyai hati yang baru dan taat?
Hati manusia merupakan central / pusat kehidupan dan cermin dari sebuah kepribadian. Manusia yang pada dasarnya mempunyai hati baik akan menunjukan sikap atau pribadi yang baik demikianpun sebaliknya. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Amsal 4:23 melalui Firman Tuhan kita diajarkan untuk lebih mawas diri dan sungguh-sungguh menjaga hati. Mari kita selidiki lebih dalam lagi apa yang dimaksudkan dengan ayat favorite Yehezkiel 36:26; orang yang sudah diperbaharui hati akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Hati yang baru merupakan hati yang sudah diperbaharui Kristus melalui kelahiran baru dalam pertobatan sehingga terbentuklah hati yang baru dari hati yang lama (buruk/jahat) melalui proses pembaharuan dalam pertobatan. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. 2 Korintus 5:17. Typikal dari orang yang sudah diperbaharui dengan hati yang baru akan selalu mencari atau suka dekat dengan Tuhan melaui doa, rajin baca Alkitab dan selalu merenungkan Firman-Nya siang malam ( baca Yosua 1:8 ). Type yang ke 2 suka menolong dan berbuat baik karena hatinya sudah dilembutkan seperti hati Tuhan Yesus ( baca Matius 14:14 ).
- Hati yang baru akan selalu taat untuk berdoa karena mempunyai kerinduan untuk berkomunikasi dengan Bapa di surga karena kita percaya bahwa Bapa di surga akan memberikan yang baik dan bukan yang buruk ( baca Matius 7:9-11 ).
- Hati yang baru akan membentuk sikap yang tulus ikhlas dalam bertindak atau berbuat sesuatu dan tidak ada kepalsuan baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni”. Ibrani 10:22.
Melalui Yehzkiel 36:26 Allah memberikan penekanan bahwa Dia yang dapat memberikan Hati yang Baru, Roh yang Baru dan Hati yang Taat kepada mereka yang dengan sungguh-sungguh mau dirubah menjadi manusia yang baru.
Apa yang dimaksudkan dengan Roh yang baru ?
“Kuberikan roh yang baru didalam batinmu” mungkin akan ada pertanyaannya roh macam apa yang selama ini berdiam di dalam hati, bukan ? Sejujurnya pertanyaan ini sulit untuk dijawab karena membutuhkan pemahaman yang dalam untuk mengerti, tetapi saya akan mencoba menjabarkan dengan bahasa yang lebih sederhana supaya semua mempunyai konsep pemahaman yang lebih Alkitabiah. Rasul Paulus ada menjelaskan apa yang tinggal di dalam diri kita dan harus bagaimana mengatasinya. “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah” Galatia 5:19-21
Perbuatan daging diatas menurut pemahaman saya didalamnya terkandung roh yang hidup atau roh yang mengendalikan kedagingan kita, Yesus pernah mengingatkan “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah”. Markus 14:38. Sifat kedagingan kita dikendalikan oleh roh kedagingan yang menimbulkan keinginan-keinginan untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kodrat Illahi. Paulus mengingatkan bahwa sifat kedagingan itu ada yang mengendalikan sehingga tanpa disadari perjalanan hidup kita terjerumus ke dalam kecintaaan pada dunia, apa yang dunia tawarkan kita menikmatinya bahkan tanpa sadar mengajak teman-teman yang suka hang out bersama untuk ikut dalam kenikmatan fana, coba Saudara renungkan sesaat ayat Galatia 19-20 diatas bukankah semua itu memberikan kesenangan tersendiri baik secara terbuka apalagi tersembunyi.
“Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah”. Roma 8:8 ayat ini secara mutlak sudah menjelaskan kalau hidup kita masih hidup dalam kedagingan sudah dipastikan tidak berkenan pada Allah dan ujung-ujungnya adalah maut dan mati dalam api kekekalan. “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup”. Roma 8:13.
Saudara harus meminta kepada Bapa di surga agar diberikan pembaharuan roh didalam batinmu dan mengalami proses lahir baru. Minta kepada Roh Kudus untuk mengambil alih hidup kita dari yang lama untuk menjalankan hidup baru dan dikendalikan oleh Roh Kudus bukan lagi dikendalikan oleh kedagingan. Proses kelahiran baru tidak mungkin dapat dipisahkan dengan kehidupan roh, ada beberapa tahapan yang harus Saudara jalankan dahulu bukan secara otomatis jadi orang baru, ada proses yang harus kita jalankan, antara lain :
- Harus banyak mendengarkan Firman Tuhan ( baca Roma 10:17 ) pahami Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ( baca Roma 1:16 ),
- Firman yang disampaikan oleh para Hamba Tuhan dan melalui Roh Kudus yang sebagai pendamping akan memberikan kesanggupan untuk menyambut kebenaran-Nya dan Roh Kudus yang membuka pikiran serta hatinya untuk memahami Firman Tuhan ( baca 1 Petrus 1:23 ),
- Firman yang didengar terus menerus membentuk pemahaman hidup yang benar seperti yang Tuhan Yesus inginkan dan Roh Kudus yang membimbing kepada kebenaran-Nya yang membentuk kehidupan yang benar dihadapan-Nya ( baca Yohanes 16:13 ),
- Mengalami sendiri bagaimana mendengarkan suara dan mengalami pencerahan Roh Kudus atau Firman Tuhan yang menjadi rhema dan membentuk iman untuk lebih dewasa rohani ( baca Roma 10:17 ),
- Memberikan kesempatan kepada Roh Kudus yang mengendalikan hidup kita untuk memancarkan buah-buah Roh yaitu : “Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri. Galatia 5:22-23.
Semoga melalui renungan Hati Yang Baru dapat memberkati Saudara. Jika Saudara hari ini merasakan Roh Kudus berbicara segeralah berlutut berdoa, bertobatlah dan minta kepada Bapa di surga agar Saudara diberikan Hati dan Roh yang baru dan sejak hari ini Saudara sungguh-sungguh bersedia mau dikendalikan hidupmu oleh Roh Kudus. Amin. Tuhan memberkati para pembaca terkasih dalam Kristus…
Renungan oleh Ev. Edward Pipie Jahja