“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” Yohanes 8:36  Apa arti natal bagi kita semua ? Pesta-pesta, bagi-bagi hadiah, Tradisi, Ceremorial dan tentu banyak lagi motivasinya. Apakah kelahiran Yesus benar-benar dibulan Desember kah ?

Banyak pandangan-pandangan theologia maupun ahli-ahli sejarahwan tentang natal itu sendiri. Tapi saya mau memberikan pandangan bahwa Alkitab tidak pernah menjelaskan bahwa kelahiran Yesus harus dirayakan sedemikian rupanya seperti yang sekarang ini terjadi diberbagai belahan dunia bahwa natal dimana-mana begitu meriahnya dengan acara pestanya dan hadiah-hadiahnya.

Kaisar Romawi pada waktu itu mengeluarkan dekrit untuk semua warganya mengikuti sensus dan Yusuf membawa Maria yang sedang hamil tua diatas keledai berjalan perlahan menuju Betlehem dari Nazaret kurang lebih 130 km. Dengan susah payah ketika mereka tiba di Betlehem mereka mencari penginapan dan akhirnya tidak ada satu penginapan yang mau menerima seorang wanita yang sedang hamil tua tanda-tanda mau melahirkan, karena dipercaya waktu itu adalah najis kalau sampai ada wanita bukan keluarganya yang melahirkan dikediaman mereka (darah yang keluar saat melahirkan dianggap najis). Akhirnya dalam perjalanan yang tentunya melelahkan serta menanggung sakit menjelang kelahiran dan mungkin tidak ada suster atau bidan yang bantu lahirlah Yesus dikandang domba seperti yang kita saksikan dalam drama-drama natal….

Sesungguhnya kelahiran Yesus adalah memerdekan kita. “dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Yohanes 8:32  Merdeka seperti apa ? Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.” Yohanes 8:34.  Jadi hati-hati dengan konsep kalau kita sudah menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus maka Saudara sudah pasti akan masuk surga, saya berani pastikan belum tentu juga. Mengapa ? Kalau hidup Saudara masih berbuat dosa dan tetap menjadi hamba dosa, mungkin….mungkin Tuhan akan menjawab : “Aku tidak mengenal engkau…” Masih ingat dengan ayat ini “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Matius 7:21  Semoga dengan penjelasan ayat diatas dapat menyadarkan kita bahwa untuk masuk ke Surga bukan gampang dengan hanya mengucapkan saya percaya kepada Tuhan Yesus langsung pasti masuk Surga, tapi Tuhan ingin melihat bagaimana Kualitas kita sebagai orang yang percaya kepada-NYA.

Apakah kita sudah benar-benar merdeka dan bebas dari hamba dosa ? Jika Saudara masih terikat dengan dunia bersama surga dunianya maka Saudara dipastikan belum di-merdekakan apalagi masih berbuat dosa yang sama dan terus berulang-ulang. Apakah kita tidak boleh menjadi orang kaya (bukan memperkaya diri) ? Saudara berhak menjadi kaya dan mendapatkan hidup yang layak, rumah yang bagus, sekolah yang baik, pekerjaan yang baik. Karena Tuhan memang mau kita hidup yang baik di dunia ini tetapi dengan motivasi yang benar tentunya bahwa hidupnya tidak terikat dengan dunia dan setiap berkat yang diterimanya dapat menjadi saluran berkat buat yang lainnya tidak egois untuk dirinya sendiri barulah kita hidup dalam kemerdekaan yang tidak terikat dengan dunia. “Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.” Yohanes 8:35  Rumah yang dimaksudkan disini adalah hati kita dimana anak yang lahir itu diam tinggal di hati. Maukah Saudara menjadikan natal tahun ini menjadi rumah ( hati ) natal yang terindah ?

Rasanya tidak lengkap kalau tidak bahas ayat 31 nya juga, Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku. dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu .” Yohanes 8:31-32  Siapakah guru kita ? Pendeta yang digereja kah ? karena beliau yang selalu memberikan pengajaran dan bimbingan rohani ? Saya berani katakan bukan !! Mereka adalah mentor atau mungkin dapat dikatakan wakilnya guru atau asisten guru, lalu siapakah gurunya ? Tuhan Yesus lah guru sejati Saudara dan Saya, belajarlah melalui kehidupan dan pengajaran-Nya maka Saudara dipastikan tidak akan kecewa karena melalui Roh Kudus akan diungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran-kebenaran yang dapat memerdekan Saudara dan barulah dapat menjadi murid-Nya kalau kita mau tetap di dalam firman-Nya dan siap untuk melepaskan apa yang menjadi ikatan dosa atau hamba dosa di dunia ini. Coba renungkan ayat ini “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” Lukas 14:33

Kita akan membahas lebih jauh tentang menjadi Murid atau Saudara dapat membaca artikel menjadi Seri Murid Sejati di sesi Pembelajaran di website hopefulfaith.com semoga bermanfaat. Ada 2 point sederhana sebelum artikel ini saya selesaikan untuk direnungkan lebih dalam dalam natal ini dan mungkin menjadi sebuah evaluasi diri atau resolusi kita di akhir tahun 2017 untuk tahun 2018 tahun tantangan. Ada sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik Apakah ada “Sesuatu” yang Saudara takutkan atau sembunyikan ? Jika “Ada” segeralah bertobat dan minta ampun serta memperbaikinya, jika “Tidak mau” mengakuinya maka Saudara tidak akan merasakan kemerdekaan yang sejati dikarenakan masih ada rasa takut sesuatu yang disembunyikan akan berdampak :

1. Potensi tidak Taat secara Total
Jika Saudara hanya menjadi seorang Kristen yang baik hanya untuk waktu 2 jam saja di gereja atau acara-acara seremorial lainnya. Maka setelah itu Saudara akan kembali menjadi hamba dosa dikarenakan ketaatan kita tidak total 100% dengan kata lain, kita tidak takut kepada Tuhan dan akhirnya Saudara begitu mudahnya melupakan apa yang didapat dalam 2 jam di kebaktian.

2. Potensi tidak Menghormati Tuhan atau Firman-Nya
Jika Saudara sudah tidak menghormati Firman-Nya seperti yang tertulis “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Yohanes 1:1  Bagaimana Saudara dapat menghormati kepada yang memberitakan Firman itu sendiri ? Bila ada sesuatu yang Saudara takut diketahui oleh Tuhan maka kita ada kecenderungan berusaha untuk mengabaikan kepada yang memberi perintah, apalagi sang pemberi perintah sendiri tidak tampak dimata kasat. Solusinya Saudara harus bersedia membuka hati berlutut dihadapan Tuhan untuk mengakui apa yang selama ini disembunyikan dan minta Roh Kudus memulihkan diri kita sehingga kita menjadi manusia baru yang Taat dan menghormati Firman-Nya.

Semoga melalui renungan singkat dan sederhana ini Saudara semua dapat berubah menjadi pribadi yang berkarakter Kristus. Selamat Natal 2017 & Tahun Baru 2018. Tuhan memberkati para pembaca semua.

Renungan Natal oleh Ev. Edward Pipie Jahja

Loading