“Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”. Matius 17:20 Suatu hari seorang pendeta memberikan sekantong kecil suvernir berisi biji-bijian atas kunjungannya ke Israel dan beliau berkata inilah biji sesawi (Sinapis Nigra –Biji sesawi hitam ) yang kecil tapi dapat memindahkan gunung. Saya bertanya-tanya mengapa Yesus menggunakan contoh biji sesawi untuk penjelasan iman, apakah ini hanyalah sebuah kiasan atau perumpamaan atau motivasi ?
Pada waktu zaman Yesus, biji ini banyak ditanam dan tumbuh dengan cepat untuk tujuan menghasilkan minyak dan keperluan memasak. Ini adalah tanaman yang umum ditemui dan sangat dekat dalam keseharian orang-orang pada masa itu. Tanaman sesawi tergolong sebagai tanaman sayuran yang tumbuh di daerah Galilea. Secara biologis, dari biji sekecil itu, dapat menghasilkan tanaman yang tingginya mencapai 5 meter. Tetapi pada umumnya tanaman ini rata-rata mencapai ketinggian 1.3 meter saat dewasa. Artinya, lebih besar dari ukuran sayuran manapun.
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. “Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” Matius 13:31-32 Melalui ayat tersebut, Yesus ingin mengajarkan kepada murid-muridNya dan juga kepada kita semua bahwa sesuatu yang kecil pada awalnya, dapat tumbuh menjadi sesuatu yang besar. Dari biji seukuran itu, dapat menghasilkan sebuah “pohon” sayuran yang besar sehingga burung-burungpun dapat membangun sarang di ranting-rantingnya. Dalam pengertian ini, Yesus mengatakan bahwa “memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.
Saya diceritakan bagaimana kondisi perkembangan kekristenan di China, di awalnya mereka begitu takut melakukan persekutuan secara terang-terangan sehingga dikenal underground Christian. Kehidupan orang-orang kristen disana mengalami berbagai macam aniaya dan tekanan secara verbal ataupun fisik tetapi penyertaan Tuhan luar biasa jumlah mereka tidak bertambah kecil karena adanya keterbatasan disana malah bertumbuh sangat pesat sekali. Apa yang membuat mujijat terjadi disana ? Ternyata iman mereka bukan untuk hal-hal yang bersifat keduniawian seperti yang terjadi di Indonesia, dimana iman selalu di kaitkan dengan berapa besar berkat yang diterimanya. Kalau lebih beriman seolah-olah berkat yang diterimanya akan lebih besar lagi dan kadang-kadang ada bahasa ketika kita berkeinginan membeli motor, mobil atau rumah sampai di tumpangin tangan dan di imani. Apakah seperti itu cara beriman yang sifatnya sedikit memaksa kehendak pribadi untuk memaksakan kepada Tuhan ? Persekutuan underground disana tidak membahas kesejahteran diri mereka tetapi mengimani bahwa jumlah mereka akan terus bertambah seiring amanat agung dan kotbah-kotbah mereka bukan bahas Berkat, Kesembuhan, Bisnis lancar dll tetapi yang di kotbahkan intinya selalu sama yaitu Pengabaran Injil walaupun topiknya berbeda-beda bisa tentang Kasih Tuhan, Pengampunan, Tanggung Jawab namun intinya bagaimana memenangkan banyak jiwa-jiwa dan mereka paham serta mengerti Hati Tuhan. Maka terjadilah mujijat yang berlipat dalam penambahan jumlah pengikutnya.
Sepenggal kisah diatas menunjukan bahwa iman yang kecil dari segelintir orang beriman dapat membuat kehebohan negeri tirai bamboo dimana jumlah penganut Kristen disana sudah melebihi 60 juta walaupun sampai hari ini masih terjadi penjegalan dan tekanan dari pemerintah komunis dll tetapi tidak menyurutkan iman mereka.
Mari kita kembali kepada iman itu sendiri sebenarnya seperti apa dan ada berapa jenisnya. Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” hanya ada 1 kata yang dapat mewakilinya “ Abstrak “ karena tidak dapat dilihat tetapi ada dan dibutuhkan juga. Supaya lebih mudah kita memahami sehingga tidak terkesan abstrak, dan menurut pandangan saya lebih mudah kita membagi Iman dalam 2 macam, yaitu :
1. Iman sejati
Merupakan iman yang dikaruniakan oleh Bapa kepada kita melalui Roh Kudus “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Yohanes 6:65 dan diperjelas lagi “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman ; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” Efesus 2:8 Kedua ayat diatas sangat jelas kepada kita bahwa iman itu tidak dapat diciptakan atau dibuat sendiri karena merupakan anugerah Allah ( Sola Gratia – Hanya Anugerah; Keselamatan yang kita peroleh di dalam Kristus adalah mutlak seratus persen anugerah Allah dan tidak ada sedikit pun jasa manusia. Sola Fide – Hanya Iman; maksudnya keselamatan hanya bisa kita dapatkan melalui iman dan kita tidak dapat selamat tanpa iman ).
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”. Roma 3:23-24 ( Sola Gratia – Hanya Anugerah )
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu jangan ada orang yang memegahkan diri”. Efesus 2:8-9 ( Sola Fide – Hanya Iman )
Terakhir untuk memahami Iman Sejati kita harus kembali kepada kebenaran Alkitab dan dapat diuji kebenarannya baik tentang pengajaran atau nubuat karena kebenaran tidak akan saling bertentangan satu dengan lainnya. Maka kita harus selalu membaca Alkitab untuk memahami kebenarannya yang isinya sudah teruji selama berabad-abad. Itu yang kita sebut dengan Sola Scriptura – Hanya Alkitab; Alkitab adalah Firman Allah dan Alkitab adalah satu-satu nya standard kebenaran tertinggi
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. 2 Tim 3:16-17. Gereja yang benar pasti mempunyai 3 dasar diatas yaitu Sola Scriptura, Sola Fide dan Sola Gratia kalau ada gereja yang tidak mengajarkan ke 3 hal diatas lebih baik Saudara tinggalkan saja karena tujuan akhir hidup Saudara tentunya ingin bertemu dengan Sang Mempelai dan tinggal di bumi baru dan langit baru.
Ada sebuah kisah yang dapat jadi bahan renungan mengenai Perempuan yang sudah menderita sakit pendarahan selama 12 tahun ( baca Mark. 5 : 25-29 ) Apa hubungannya dengan Iman Sejati yang kita bahas diatas ? Ada 3 kondisi yang dialami secara fisik oleh perempuan yang mengalami pendarahan tersebut, yaitu : Sakit secara Fisik ( ayat 25 ), Kondisi Finansial sudah habis-habisan dan Sakitnya tambah memburuk ( ayat 26 ). Keadaan yang dialami perempuan diatas mungkin saat ini sedang terjadi dengan situasi kita mungkin tidak secara harfiah persis. Apakah perempuan itu mengalami putus asa dengan kondisi sakitnya ? Jawabannya “Tidak” ( ayat 27 ) coba perhatikan setelah mendengar berita-berita tentang Yesus tanpa mengenal putus asa perempuan itu menerobos masuk dalam kerumunan yang luar biasa padatnya untuk mendekati Yesus. Sekarang kita perhatikan ayat 28 Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya , aku akan sembuh.” Perhatikan huruf tebal “Sebab katanya” ini merupakan Perkataan Iman ketika Saudara sedang mengalami masalah sesulit apapun harus selalu ingat melakukan perkataan iman. Perhatikan apa yang dilakukan oleh perempuan itu “menjamah jubah-Nya” merupakan sebuah langkah iman atau tindakan ( action ) karena iman tanpa perbuatan adalah sia-sia. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada , dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”. Ibrani 11 : 6
Intinya Iman Sejati itu percaya janji Tuhan dan tidak menghubungkan dengan berkat, kesembuhan, mujizat lainnya atau apapun desakan bahwa Tuhan harus melakukan apa yang saya mau karena saya sudah melakukan kehendak-Nya.
2. Iman tidak sejati
Apabila seseorang yang sudah beriman berkata bahwa iman saja sudah cukup, sehingga tidak perlu lagi berbuat baik, tidak perlu giat berjemaat, tidak perlu memiliki moralitas yang tinggi, tidak perlu menolong orang lain, maka sebenarnya pemikiran ini sudah mempunyai benih yang baik untuk bertumbuh, akhirnya mati sebelum berbuah. Iman yang tidak sejati yaitu iman yang tidak sungguh-sungguh, tidak teguh dan mudah goyah.
Apakah Iman Histori, Iman Sementara dan Iman Mujizat ?
Didalam Iman tidak Sejati kita akan mempelajari apa yang disebut dengan Iman Histori, Iman Sementara, Iman Mujijat tetapi saya coba menjelaskan yang umum serta mudah dipahami. Mari kita mulai dengan pemahaman Iman Histori terkadang didalam sebuah kelompok komsel atau pembelajaran Alkitab Saudara mungkin pernah bertemu dengan orang type seperti ini. Ciri-cirinya sebagai berikut dimana orang itu bertumbuh dalam sebuah keadaan sehingga terjadi hasil dari penyesuaian diri dengan lingkungan Kristen, gereja, keluarga, dan sekolah Kristen. Seseorang yang memiliki iman macam ini bisa saja mengetahui semua ajaran pokok-pokok iman Kristen, setia mengikuti kegiatan-kegiatan gereja dan rajin melayani dalam gereja, tetapi semua yang dia lakukan merupakan hasil penyesuaian diri dengan lingkungan Kristen dan gereja. Iman macam ini tidak membawa keselamatan kerena ia belum pernah bertobat. Type Kristen seperti ini biasa disebut Iman Histori karena kehidupan rohaninya sudah dimulai sejak dilahirkan dari kedua orang tua yang sudah Kristen, bertumbuh dalam lingkungan keluarga Kristen, bergaul dalam lingkungan sekolah Kristen dan selalu mengikuti pelayanan gereja apa saja, tetapi ia tidak pernah bertemu secara pribadi dengan Tuhan. Apakah iman seperti ini dapat menyelamatkan ?
Lalu bagaimana dengan Iman Sementara ? Saudara masih ingat dengan perumpamaan tentang seorang penabur ( baca Luk. 8 : 4-15 ) Mari kita pahami ayat 13 “Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad” Banyak sekali kita bertemu dengan orang Kristen type seperti ini; tidak sedikit orang-orang Kristen yang dituntun oleh iman Sementara. Suatu hari terlihat sangat beriman tetapi hari berikutnya sudah layu kembali. Kuat atau tidaknya iman mereka ditentukan oleh perasaan dan pengalaman mereka. Orang Kristen yang beriman seperti ini bisa mengangis ketika menyebut nama Yesus atau mendengar lagu-lagu rohani atau mungkin kotbah-kotbah yang menyentuh hati, tetapi hidupnya tetap tidak menjauhi dosa dan mentaati Firman Tuhan. Apakah iman seperti ini dapat menyelamatkan ?
Terakhir, ada sebagian orang Kristen beriman karena mujizat baru menjadi percaya sebab sudah melihat, mendengar atau mengalami mujizat-mujizat itu. Iman Mujizat adalah iman yang terjadi atas kepercayaan kepada Tuhan Yesus yang dikarenakan sudah melihat di dalam diri seseorang adanya kuasa mukjizat, atau karena orang itu mendengar, melihat, merasakan atau dipakai oleh Tuhan untuk terjadinya mukjizat. Mungkin sedikit bingung dalam pemahaman Iman Mujizat ini karena akan timbul pertanyaan adalah apakah salah kalau iman kita bertumbuh karena melihat mujizat yang terjadi ? Jawaban saya; apabila mujizat itu tidak ada lagi, apakah kita masih tetap beriman karena tidak lagi dapat melihat, mendengar ataupun mengalami mujizat ? Didalam Perjanjian Baru banyak sekali mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus dan yang mendengar, melihat, mengalami mungkin sudah melebihi dari 5,000 orang bahkan mungkin seluruh negeri saat itu sudah mendengar mujizat yang terjadi termasuk pengemis yang buta tuli, yang lumpuh tidak bisa bangun berjalan sekian tahun dan yang mati dihidupkan kembali. Tetapi apakah yang terjadi ketika Yesus ditangkap, disiksa dan diminta kepada orang-orang yang berkerumun siapakah yang seharusnya dibebaskan ? Pilihannya jatuh pada Barabbas bukan ? Jadi dimanakah Iman Mujijat mereka ketika orang-orang yang tidak berhenti-hentinya selalu mengikuti kemana Yesus pergi dan yang selalu terkagum-kagum atau terheran-heran melihat mujizat satu ke mujizat lainnya. Apakah dijaman sekarang tidak ada orang Kristen yang masih seperti orang yang selalu berkeruman atau berbondong-bondong datang ke satu KKR kesembuhan atau KKR Mujijat ? Silahkan Saudara menjawab sendiri, apakah iman seperti ini dapat menyelamatkan ?
Saya bukan tidak setuju adanya mujizat Tuhan tetapi janganlah mujizat itu menjadi prioritas Saudara percaya atau beriman kepada Tuhan. Benar, setiap orang yang menghadapi atau mengalami kesulitan diluar kemampuannya boleh mengharapkan mujizat Tuhan, tetapi yang perlu diperhatikan bahwa Tuhan melakukan mujizat adalah kedaulatan-Nya dan bukan atas paksaan atau desakan kita atau karena puasa yang berhari-hari sampai terjawab. Tetapi kita harus tetap percaya bahwa Tuhan berkuasa menolong kita dan Pertolongan-Nya pasti sesuai Waktu-Nya Tuhan. ( Silahkan dengarkan dan menyimak lagu Bersama-Mu, Pertolongan-Mu dan Waktu Tuhan ).
Renungan oleh Ev. Edward Pipie Jahja