Salah satu penyebab masalah terbesar di dunia ini adalah masalah Ketidak-matangan / Ketidak-dewasaan. Yak.1:19-26. Contohnya:
(1) Orang tua yang tidak matang / dewasa akan menyebabkan rumah tangga tidak stabil, dan membuat anak-anak tidak aman.
(2) Pemimpin yang tidak matang / dewasa akan menimbulkan gejolak dalam organisasi yang dipimpinnya.
(3) Guru yang tidak matang / dewasa akan membuat frustasi murid-muridnya.
(4) Pendeta yang tidak matang / dewasa tidak akan bisa membimbing jemaatnya lewat kotbah dan konseling yang dilakukannya. dsb.
Sebagai anak Tuhan, kita seharusnya meninggalkan ketidakmatangan menuju kematangan pribadi.
HAL-HAL YANG BUKAN KEMATANGAN
Untuk mengetahui apa itu kematangan, kita perlu tahu dulu lawannya, yaitu apa yang bukan kematangan ?
1.Kematangan tidak berkaitan dengan usia
Banyak orang yang usianya sudah tua/matang, tapi kelakuannya belum dewasa.
Banyak orang kristen yang sudah jadi kristen 20-30 tahun tapi masih suka ngambek, sering bolos kebaktian dsb. Ini menunjukkan sikap ketidakdewasaan.
2.Kematangan tidak berkaitan dengan penampilan
Ada banyak orang yang penampilannya kelihatan dewasa dan rohani, tapi sebenarnya sikapnya masih kekanak-kanakan. Contoh : Imam dan orang Lewi dalam kisah orang Samaria yang murah hati – Luk.10:30-37
Jadi, penampilan tidak bisa dipakai sebagai ukuran kedewasaan seseorang.
3.Kematangan tidak berkaitan dengan pencapaian
Banyak orang yang telah mencapai banyak hal dalam hidupnya, seperti uang, popularitas, kekuasaan, tapi tetap bersifat kekanak-kanakan.
4.Kematangan tidak berkaitan dengan prestasi akademis
Banyak orang memiliki banyak gelar akademis, tapi kelakuannya tetap seperti kekanak-kanakan.
Misalnya: Angota DPR yang berantem waktu sidang.
Lalu apa hakekat dari kematangan itu ? Kematangan ternyata berkaitan dengan sikap atau karakter seseorang.
D.L. Moody, seorang pengkhotbah kenamaan mengatakan ” karakter adalah apa yang kita lakukan di dalam gelap.”Artinya, apa yang anda lakukan ketika tidak ada orang lain yang melihat, itulah karakter anda!
5.TANDA KEMATANGAN DIRI
1.Tetap positif ditengah tekanan hidup – Yak.1:2-4
Bagaimana anda mengatasi masalah/tekanan hidup menunjukkan kematangan diri anda.
Karakter seseorang terlihat jelas saat menghadapi tekanan.
(a) Orang yang positif tetap tenang meskipun berada dalam tekanan.
Orang positif ketika menghadapi tekanan hidup atau kegagalan sikapnya adalah ”to learn” = belajar.
(b) Orang negatif ketika berada dalam tekanan menjadi panik/lari dari masalah.
Sikapnya adalah ”to leave” = melarikan diri.
Pada orang yang telah matang, tekanan hidup bukannya menjadi batu sandungan tetapi malahan menjadi batu loncatan!
2. Sensitif terhadap kebutuhan orang lain – Yak.2:8
Orang yang matang adalah orang yang perduli pada kebutuhan orang lain. Coba perhatikan : anak-anak hanya asyik dengan dirinya sendiri (mainannya dipinjam pasti tidak dikasih). Tapi orang yang sudah dewasa umumnya bersedia berbagi dengan orang lain.
Ada 3 hal penting mengapa kita harus peka terhadap kebutuhan orang lain (mau berbagi) :
Karena apa yang kita tabur akan kita tuai
Karena keperdulian kita kepada orang lain menjadi ukuran kita masuk sorga atau tidak – Mat.25:44-46
Karena keperdulian (memberi) itu membuat seseorang berbahagia
Menurut Elizabeth Dunn, psikolog dari University of British Columbia, “penelitian menunjukkan sikap memberi menghasilkan efek bahagia”. Untuk menyimpulkan hal ini, ia bersama Lara Aknin dan Michael Norton, mahasiswa Harvard Bussines School, melakukan observasi dengan orang-orang yang menghasilkan 2 kategori :
Pertama, orang yang memiliki uang dengan kecenderungan berbelanja untuk kepentingan pribadi, selalu diwarnai dengan mengomel, tidak puas, adu mulut dengan kasir toko, memarahi anak dan para isteri kesal pada suaminya karena masih banyak barang yang tidak bisa dibeli.
Kedua, orang yang mengalokasikan sebagian uangnya untuk tujuan sosial seperti menyumbangkan ke yayasan-yayasan atau orang lain yang membutuhkan, hasilnya ternyata : kelompok orang seperti ini merasa lebih berbahagia dalam hidupnya.
3. Mampu menguasai mulutnya – Yak.3:2
Orang yang matang adalah orang yang mampu mengendalikan diri, dan pengendalian diri diawali dengan pengendalian lidah! Tanda dari orang yang mampu mengendalikan lidahnya adalah :
(a) Tidak mengatakan gosip
Gosip itu berbahaya, sebab gosip pada dasarnya adalah mengatakan setengah kebenaran!
Yang setengah lagi adalah karangan. Dan ini bisa membuat masalah besar!
(b) Tidak berbicara yang negatif tentang orang lain – Ef. 4:29
Ucapannya selalu membangun orang lain, bukannya menjatuhkan.
(c) Berbicara dengan penuh kasih
Tidak kasar atau keras sekalipun sedang menegur kesalahan orang lain.
4.Seorang pembuat damai (peacemaker), bukan pembuat onar (troublemaker) – Yak.4:1
Konflik itu biasa dalam hidup ini. Kita pasti pernah mengalaminya. Tapi orang yang matang pasti punya kecenderungan untuk mendamaikan konflik, ketimbang membuat konflik (keonaran). Kita harus mewaspadai 2 hal yang biasanya menjadi penyebab dari konflik
(a) Sikap egois
Ketika seseorang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan tidak memikirkan kepentingan orang lain, maka konflik pasti terjadi.
(b) Suka menghakimi orang lain
Ketika kita menghakimi orang lain, maka kita sedang mencari gara-gara dengan orang tersebut. Tidak ada seorangpun yang suka dihakimi.
Kenapa kita tidak boleh menghakimi orang lain ?
(1) Sebab penghakiman adalah hak Allah
(2) Sebab kita tidak tahu secara total hal yang kita hakimi. Kita hanya tahu separo saja, jadi penilaian kita tidak utuh.
(3) Sebab kita tidak tahu motif terdalam dari tindakan seseorang. Jadi kita tidak boleh menghakiminya.
5.Seorang yang sabar – Yak.5:7 & 11
Orang yang matang adalah orang yang mampu bersabar untuk menunggu waktunya Tuhan dinyatakan. Ia seperti seorang petani yang sabar menantikan waktu panen! Orang yang matang bisa bersabar dalam doanya untuk meminta sesuatu dari Tuhan!
Renungan dari buku Menjadi Murid Sejati oleh Ev. Drs. Edward Pipie Jahja