“Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya.” Luk. 11:33-36

Masih ingat dengan reff lagu ini “Siapakah Aku ini Tuhan, Jadi biji matamu. Dengan apakah kubalas Tuhan, Selain puji dan sembah Kau” Setiap kali lagu ini dinyanyikan terasa semua badan merinding penuh keharuan karena Tuhan mau kita menjadi biji mata-Nya, Apakah saya sudah layak menjadi mata hatinya Tuhan ? Sehingga melalui kesaksian hidup saya dapat menjadi bagian dari pernyataanNya. Daud berdoa seperti ini “Peliharalah aku seperti biji mata , sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu”. Maz. 17:8

Mata merupakan cermin gerak jiwa artinya bagaimana kita melihat suatu keadaan atau sebuah persoalan yang dapat merefleksikan kondisi tubuh kita. Jika kita selalu melihat dari sisi yang baik (optimis) maka jiwa kita akan tenang demikianpun tubuh akan tenang. Ketika kita selalu melihat dari sisi yang negatif (pesimis) maka tubuh kita seakan bergerak tidak normal seperti biasanya. Saya tidak dapat memaksakan bagaimana Saudara harus melihatnya dari sudut yang mana (sisi optimis atau pesimis) tentunya terserah kepada kita semua.

Yesus mengajarkan kepada kita tentang mata sebagai pelita tubuh artinya kehidupan ini sangat dipengaruhi oleh sudut pandang (Mindset/Pola pikir) kita. Sebuah masalah yang sama akan mempunyai sudut pandang yang berbeda jika dilihat oleh dua orang yang memiliki midset yang berbeda. Ayat renungan diatas Yesus mengajarkan bahwa kita harus dapat melihat dari sudut pandang atau mempunyai mindset yang positif sehingga dapat membangun dan lebih baik karena sikap optimis akan membentuk kehidupan kita ketika dihadapkan pada masalah.

Bilamana kita sudah terbiasa dan terlatih melihat hidup ini dengan sudut pandang atau mindset yang positif dan sikap optimis pada pengharapan yang didasarkan iman kepada Tuhan. Maka hidup kita akan menjadi terang seperti pelita yang menerangi semua sisi kehidupan kita dan dapat menjadi sebuah kesaksian di tempat kerja, di lingkungan, di gereja, di rumah dan sebagainya yang menguatkan. Saya tidak membahas lebih jauh jika kita memandang dari sudut yang negatif karena hanyalah kegelapan ( kegagalan, kekecewaan, kepahitan ) yang akan melingkupi hidup kita.

Komitmen saya : Pakailah hidup saya menjadi berkat untuk orang lain karena hidup saya sudah menjadi terang yang menyinari sekeliling saya dengan sikap yang positif dan optimis.

Renungan oleh Ev. Drs. Edward Pipie Jahja

Loading