“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”. Fil. 2: 1-4
Alkitab sangat luar biasa menggambarkan tentang kasih itu sendiri, coba kita perhatikan ayat yang diberikan huruf tebal. Minimal harus ada 5 unsur didalam kasih yaitu : Ada nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra dan belas kasihan barulah kasih itu menjadi sempurna. Sebagai orang yang beriman dan mengaku bahwa kita adalah orang kristen juga, maka sangat ironis sekali kalau kita hanya mempunyai salah satu dari unsur kasih itu saja padahal didalam ayat 1 dikatakan bahwa siapapun yang didalam Kristus harus dapat mencerminkan ke 5 unsur kasih itu dalam prilakunya (perbuatannya) sehari-harinya. Barulah kita layak disebut sebagai murid-Nya.
Kunci dari ke 5 unsur kasih diatas ada pada ayat ke 4 buanglah perasaan egosentris dan mulailah hari ini untuk memperhatikan kepentingan orang lain, maka ke 5 unsur kasih itu akan mengalir secara otomatis seperti aliran sungai yang tidak pernah putus-putusnya. Dalam perjanjian baru ada dibahas beberapa contoh kasih dalam kondisi tertentu yaitu :
1. Lukas 6 : 31 “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka”. Dapat dikatakan ini merupakan kasih dengan level terendah karena masih ada unsur egosentris (selfish) bahwa Kita baru mau mengasihi orang lain kalau orang lain terlebih dahulu mengasihi kita.
2. Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi ; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku , yaitu jikalau kamu saling mengasihi. “ Kadang tanpa disadari kita mempraktekan ayat ini tidak berlaku untuk semua orang tetapi mengasihi hanya khusus kepada orang-orang yang dekat saja atau yang kita percaya saja atau yang sepaham atau sepengertian dengan kita saja.
3. Galatia 6 : 10 “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman”. Demikianpun kasih yang dibuat bersyarat sehingga yang menjadi obyek kita hanya untuk orang-orang Kristen saja. Kondisi ini hampir mirip dengan butir 2 diatas, coba direnungkan kembali….
4. Markus 12 : 31 “Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Tuhan mengajarkan kita untuk tidak bersikap egois artinya kita harus bisa juga untuk mengasihi saudara kita yang tidak seiman seperti kita mengasihi diri kita sendiri, makna ini sangat dalam bahwa ekspresi kasih itu tidak dalam sebuah batas tertentu tetapi luas dan dalam seperti lautan. Inilah merupakan intisari dari pengajaran Kristus barulah kita dapat menjadi murid sejati. ( Renungkan Lukas 6 :27-28 )
5. Yohanes 15 : 13 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Kasih Yesus kepada kita merupakan contoh kasih yang penuh pengorbanan, Dia mengorbankan nyawanya untuk menebus dosa saya dan Saudara serta membawa kita keluar dari jurang maut ( Baca 1 Kor. 15 : 3 ; 1 Pet. 3 : 18 ; 1 Pet. 2 : 24 ).
Saudara masih ingat dengan lagu Kasih pasti lemah lembut, coba nyanyikan dan renungkan kembali bait demi bait dari syair lagunya karena seperti itulah kasih yang sesungguhnya.
Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati, kasihMu kasihMu Tuhan
Chorus:
Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan
KasihMu kudus tiada batasnya
Komitmen Saya : Mulai hari ini saya berjanji untuk mengekspresikan kasih yang tidak egois dan minta Roh Kudus untuk membantu saya mewujudkan kasih yang diminta oleh Tuhan.
Renungan Saat Teduh oleh Ev. Drs. Edward Pipie Jahja